Inspired by: Serah Sarafin
"MIM!!!! Ayoo bangun,
sekolah!!" Teriak seorang ibu ibu dari balik pintu kamarku.
"Mama.. Bentar lagi dongg.."
Jawabku memelas sembari menutup telingaku dengan bantal.
"Ini udah jam 5.45 loo
sayang.." Ucap Mamaku.
Terdiam
sejenak....
"Apaa? Gawat bisa telat ntar!"
Ucapku panik.
Segera,
aku melompat dari tempat tidur dan cepat cepat pergi ke kamar mandi. Ibuku
hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkahku.
Haloo,
namaku Mimzy Sarafin.. Tapi aku biasa dipanggil Mim. Entah kenapa orang orang
memanggilku seperti itu, tapi aku enjoy enjoy aja daah..
Hari
ini hari pertama aku masuk sekolah lagi, sekarang aku kelas 1 SMA jadi masih
tampang tampang anak SMP baru lulus gitu. Sudah begitu saja perkenalannya..
Setelah mandi, berpakaian, dan sarapan
akhirnya aku siap untuk pergi ke sekolah. Aku pergi ke sekolah dengan naik
angkutan umum, jadinya yaa.. Agak lama gitu dah nyampainya. Setelah menempuh
perjalanan selama 15 menit, aku sampai di sekolahku. Dengan cepat aku berjalan
ke kelasku, tanpa mempedulikan sekitar. Maklum, aku orangnya cuek, dan itulah
mungkin alasan mengapa aku belum punya cowok. Yaah let it flow aja dah..
Saat istirahat, aku hanya diam di tempat
duduk sambil menggambar beberapa karakter manga. Oh ya, aku Japan lovers loo,
terutama menggambar manga dan nonton anime. Itu kerjaanku kalau aku sedang ga
ngapa ngapain. Saat sedang asik asiknya menggambar, tiba tiba ada seekor, eh
salah.. -_- maksudku seorang cowok mendekati mejaku.
"Kamu ternyata suka menggambar manga
ya?" Tanya cowok itu tiba tiba.
"Iya hehehe.." Jawabku singkat.
"Boleh kenalan? Namaku Dave Michaelis, but you can call me Dave.." Ucapnya sambil mengulurkan tangan.
"Namaku Mimzy Sarafin, panggil aja
Mim." Jawabku, lagi lagi dengan nada cuek, sembari membalas uluran
tangannya.
"Hehehe yaudah, ini ada wafer buat
kamu Mim, aku duluan ya.." Ucap Dave sembari meninggalkanku.
Seketika
aku menatap Dave yang pergi meninggalkanku. Cowok ini, care banget ya...
Batinku. Belum pernah ada cowok yang sebegitu carenya sama aku. Aku perlahan
lahan membuka wafer itu, kemudian memakannya.
"Enak...." Gumamku. Ahh
bodohnya aku yang gak berterima kasih saking cueknya. Beberapa menit kemudian,
bel masuk berbunyi. Teman temanku berhamburan masuk ke kelas, termasuk Dave.
Diam diam aku mencuri pandang ke arahnya, dan saat dia melewatiku dia sempat
memberi senyuman kepadaku. Seketika itu juga jantungku berdetak kencang, aku merasakan
rasa suka pada pandangan pertama. Ooh God... Perasaan apa ini...
Hari hari selanjutnya, aku mulai menjadi
"stalker" Dave. Memang bodoh apa yang aku lakukan ini, menyukai
seseorang secara diam diam dan tidak berani menyatakan perasaan yang
sebenarnya. Tapi untunglah, tak ada yang tahu kalau aku menyimpan rasa terhadap
Dave.
Sampai
suatu hari, aku mendengar kalau Dave sudah jadian dengan anak tercantik di
kelasku, Shinta Naomi. Seketika itu juga hatiku merasa hancur, tak terima apa
yang sudah aku lihat..
"Dave, aku mengagumi sejak awal, aku
menyukaimu sejak pertama, mengapa kau tidak peka terhadap perasaanku??"
Ucapku dalam hati sambil terisak. Aku ingin mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya
padanya tapi aku sadar, aku bukan siapa siapanya lagi. Hanya sebatas friend
zone. My heart is broken.....
*****
"Mama, aku ingin bicara sama
Mama.." Kataku pada mamaku yang sedang menonton televisi. Segera, mamaku
mematikan televisi dan menatap ke arahku.
"Iya Mim, ada apa sayang?"
Tanya Mamaku memulai pembicaraan.
Akhirnya,
kuceritakan segala kegalauanku selama ini tentang Dave, dimulai dari rasa suka
ku pada Dave sampai kepada rasa sakit yang kualami ketika melihat Dave jadian
dengan perempuan lain.
"Hmm, jadi begitu.. Mama senang Mim
sudah memiliki rasa suka pada sesorang. Memang yang namanya Cinta, Mencintai,
dan Dicintai itu tidak mudah sayang..." Ucap mamaku dengan lembut.
"Jadi, aku harus bagaimana,
ma?" Tanyaku kebingungan.
"Mama hanya mau kasih tau sama kamu,
Jika kamu yakin dan percaya, maka kejarlah cinta itu. Memang jalannya tidak
mudah sayang, tapi asal kamu mau bersabar, kamu pasti menemukan cinta
sejatimu." Jawab mamaku.
"Jadi yang harus aku lakukan...
Percaya? Bersabar?" Tanyaku.
"Keep believe, and you will found
your true love.." Ucap mamaku sambil tersenyum.
"Terima kasih ma, mama memang yang
terbaik hehehe.." Ucapku senang sembari memeluk mamaku.
Aku
berusaha untuk merenungkan kata kata mamaku. Apakah aku harus tetap menanti
Dave? Ahh sudahlah, let it flow aja..
*****
3
months later....
Aku
mendengar kabar buruk tentang Dave. Naomi memutuskan hubungan dengannya karena
ternyata Naomi tidak sepenuh hati berpacaran dengan Dave. Aku senang sekaligus
agak sedih mendengar hal ini. Senang karena aku punya kesempatan lebih dekat
dengannya, sedih karena melihat Dave yang terlihat berubah semenjak putus dengan
Naomi, nilai nilainya menurun, dan dia cenderung melamun, padahal dia dulunya
anak yang ceria. Pada suatu hari aku coba mendekatinya yang sedang termenung di
luar kelas..
"Dave, jangan nglamun terus dong..
Ceria lagi hehehe.." Ucapku mencoba menghiburnya.
Dia
masih terdiam.
"Dave, udah ga usah dipikirin lagi soal
Naomi..." Ucapku lagi.
"Kamu tahu apa hah? Jangan sok jadi
penghibur deh Mim!" Ucapnya sembari meninggalkanku.
Aku
sedikit kaget mendengar perkataannya, tapi aku mengerti, dia masih dalam
suasana hati yang buruk, jadi tidak bisa langsung berhasil dihibur....
Suatu
hari saat aku sedang duduk sambil menggambar manga, tiba tiba Dave datang
menghampiriku.
"Mim, maafin perkataanku yang
kemarin kemarin ya. Aku masih sedikit bad mood jadinya marah marah deh hehehe..
Maaf ya.." Ucapnya.
Aku
menghentikan aktivitas menggambarku sejenak, "Iyaa Dave, gapapa
kook.." Ucapku sambil tersenyum manis.
"Hehehe, eh ya aku boleh tanya gak
Mim?" Tanya Dave tiba tiba.
"Eh iya tanya apa nih?" Tanyaku
penasaran.
"Kenapa kamu... Begitu baik sama
aku?" Tanya Dave.
Seketika
aku menunduk dan tak berani menatap ke arah Dave.
Dave yang melihat kelakuanku merasa sedikit heran.
"Eh? Ada apa Mim? Maaf yaa kalau
pertanyaanku......"
Tanpa
sadar, aku memegang tangan kanan Dave, sembari menyandarkan kepalaku ke bahunya.
"Dave, aku... Aku... Aku suka sama...
Kamu sejak... Awal..." Ucapku.
Dave kaget akan perkataanku.
"Eh? Benarkah itu Mim?"
Tanyanya.
"Aku mengagumimu, aku suka sama
kamu, kamu yang care sama kamu pada saat kita baru memasuki kelas ini, itulah
alasan kenapa aku menyukaimu.." Ucapku lagi sambil terisak.
Dave terdiam sejenak mendengar penjelasanku ini.
"Mim, maafin aku yaa yang ga peka
terhadap perasaanmu yang berharga ini, maaf aku ternyata sudah membuatmu merasa
tersakiti. Makasih ya kamu sudah menyatakan perasaanmu kepadaku.." Ucap
Dave lembut.
"I-Iyaa Dave... " Ucapku sambil
sedikit terisak.
"Oh ya, aku boleh tanya 1 hal lagi
gak?" Tanya Dave lagi.
"Eh iya? Apa itu?" Tanyaku
balik.
"Mim, maukah kamu... Jadi destinasi
akhir perjalanan cintaku ini?"
Sontak
aku sedikit kaget dengan pertanyaan Dave. Tanpa pikir panjang akhirnya aku
menganggukan kepala tanda aku mau menjadi kekasih hatinya.
"Iya Dave, aku m-mau.. M-mau
bangett.." Ucapku bahagia.
"Terima kasih ya Mim.. Aku janji ga
bakal membuatmu kecewa dan sedih untuk kedua kalinya." Ucapnya sambil
mencium keningku, aku pun membalasnya dengan mengecup mesra pipinya.
Hari
ini, 28 Januari 2014, aku akhirnya menemukan cinta sejatiku, cinta yang selama
ini aku tunggu tunggu, yaitu Dave Michaelis, yang telah menjadi kekasihku yang
pertama sekaligus yang terakhir dalam hidupku. Aku berharap, cinta ini tetap
bertahan sampai maut memisahkan kami berdua.
"Perjalanan
cinta memang bukanlah hal yang mudah, dilalui dengan air mata dan berbagai
rintangan, tapi menuju tujuan akhir yang sungguh bahagia. Keep believe, and you
will found your True Love."
THE
END....
0 komentar:
Posting Komentar