Sekolah lagi, yah… Baru juga menikmati masa masa liburan natal
yang cukup menyenangkan, sekarang aku harus berurusan lagi dengan sekolah.
Menyebalkan! Apakah di dunia ini tak ada hal lain selain sekolah? Aku mulai
bosan dengan aktivitasku sekarang. Monoton, titik. Tapi yaah mau tidak mau aku
harus menjalaninya, walau terpaksa…
Suasana
sekolah cukup ramai, berhubung masuk semester baru. Tapi mah aku cuek aja
dengan keadaan sekitar. Terus kulangkahkan kakiku menuju kelasku, begitu aku
membuka pintu, aku melihat teman temanku pada ngucapin Selamat Tahun Baru.
Segera kuletakkan tasku di bangku yang paling belakang.
“Wooi Devon.. Happy New Year..” Aku
melihat dua orang berdiri di samping mejaku. Ternyata itu 2 temanku, Dustin dan
Elaine.
“Yaa.. Happy New Year…” Ucapku
singkat.
“Yeee… Baru masuk aja udah lemes?
Kenapa sih?” Tanya Dustin kebingungan.
“Gapapa, bosen..” Jawabku terkesan
cuek. “Baru liburan bentar udah masuk lagi..” Ucapku lagi.
“Jomblo sihh hahahaha..” Dustin
mengejekku.
“Hahaha, Devon masih belum dapet pasangan?”
Tanya Elaine.
“Masih mencari yang tepat..” Ucapku
sok gaya. “Laa emang lu gak jones?” Tanyaku ke Dustin.
“Whoops, lu pikir yang di samping
gue ini buka pasangan gue?” Sahut Dustin.
“What? Elaine….?” Tanyaku kaget.
Kulihat Elaine hanya tersipu malu sambil menggandeng tangan Dustin.
“Sial… Gue tersaingi..” Batinku
kesal. “Waahh selamat yee…. Traktiran weekend ini..” Ucapku seenaknya.
“Bisa diatur…” Sontak kami bertiga
langsung tertawa. Ketika sedang menceritakan pengalaman kami, tiba tiba sang
wali kelasku masuk ke kelas. Teman temanku langsung berhamburan menuju bangkuya
masing masing dengan ekspresi sedikit ketakutan. Emang wali kelas kita itu
Malaikat pecabut nyawa apa? Batiku kesal.
“Students, kita kedatangan murid
baru semester ini..” Ucap wali kelasku. Kelasku langsung ribut ketika mendengar
hal itu.
“Yak, silahkan masuk…” Panggil
guruku kepada anak baru yang telah menunggu di depan kelas. Perlahan, anak baru
itu melangkahkan kakinya masuk ke kelasku. Aku seketika terpana melihatnya. Kulihat
seorang gadis berambut hitam ikal berdiri di depan kelas. Terlihat wajahnya
sangat menawan, terlihat imut seperti seorang gadis kecil. Rambut one tail,
menambah kecantikan dan keimutan dirinya. Badannya langsing, ideal dah
pokoknya. Benar benar aku terpana akan gadis itu. Namun aku segera membuyarkan
lamunanku, aku tidak ingin pingsan di tempat.
“Halo semuanya… Namaku Darlene
Arkwright. Salam kenal yaa.. Mohon bantuannya.” Ucap cewek itu dengan sedikit
malu malu.
“Salam kenal Darlene…” Ucap kelasku
serentak.
“Perkenalan macam apa itu?” Bisik
salah satu temanku yang bernama Jhan. Dia duduk tepat di depanku, bersebelahan
dengan kekasihnya, Noel.
“Sudah diam saja..” Jawabku singkat.
“Naah Darlene, kau duduk di sebelah
Devon..” Ucap wali kelasku sembari menunjuk kearah bangku kosong di sebelahku.
Cewek itu kemudian berjalan perlahan ke arah bangkuku. Jantungku semakin
berdetak kencang. Keringat dingin mulai mengucur. Tak lama kemudian cewek itu
sampai ke bangkuku.
“Boleh aku duduk sini?” Tanya gadis
itu.
“E-eh? Boleh… Silahkan…” Ucapku
gugup.
“Terima kasih…” Ucapnya, kemudian
duduk di sebelahku. “Aku Darlene… Salam kenal yaa..” Ucapnya sambil mengulurkan
tangannya. Dia terlihat sangat manis.
“A-aku.. Devon…” Lagi lagi aku gugup
sambil membalas uluran tangannya. Aaah ada apa dengan diriku ini… Batinku.
“Devon ya… Salam kenal…” Senyumnya.
“I-iya, Darlene…” Jawabku terbata
bata. Beberapa menit kemudian pelajaran pertama dimulai, tentang Astronomi. Aku
sangat menyukai pelajaran ini, selain Bahasa Jepang. Pelajaran tentang luar
angkasa lebih menarik daripada harus menghitung berapa gaya yang terjadi saat
buah apel jatuh ke tanah dengan kecepatan sekian dan ketinggian sekian. Sangat
tidak penting kan? Untuk apa kita menghitung gaya jatuh buah apel? Mending
apelnya dimakan, itu pendapatku sebagai salah satu orang yang sangat tidak
menyukai pelajaran Fisika.
Aku
mencoba melirik Darlene, dia terlihat sangat antusias dalam pelajaran Astronomi
ini. Aku ingin berbicara dengannya, tapi aku juga tidak ingin menganggunya. Aku
kembali konsentrasi ke pelajaranku ini.
2 jam berlalu, waktunya jam
istirahat. Aku mengambil dompetku dari dalam tas dan bersiap menuju kantin.
Kulihat Darlene yang sedang merapikan bukunya. Timbul keinginanku untuk
mengajaknya…….
TO
BE CONTINUED….