Jumat, 22 Agustus 2014 0 komentar

[CERPEN] Unwinged Angel (Part 1)

By: Joshua Davian (@Joe_Dave13)



            Sekolah lagi, yah…  Baru juga menikmati masa masa liburan natal yang cukup menyenangkan, sekarang aku harus berurusan lagi dengan sekolah. Menyebalkan! Apakah di dunia ini tak ada hal lain selain sekolah? Aku mulai bosan dengan aktivitasku sekarang. Monoton, titik. Tapi yaah mau tidak mau aku harus menjalaninya, walau terpaksa…
Suasana sekolah cukup ramai, berhubung masuk semester baru. Tapi mah aku cuek aja dengan keadaan sekitar. Terus kulangkahkan kakiku menuju kelasku, begitu aku membuka pintu, aku melihat teman temanku pada ngucapin Selamat Tahun Baru. Segera kuletakkan tasku di bangku yang paling belakang.

            “Wooi Devon.. Happy New Year..” Aku melihat dua orang berdiri di samping mejaku. Ternyata itu 2 temanku, Dustin dan Elaine.
            “Yaa.. Happy New Year…” Ucapku singkat.
            “Yeee… Baru masuk aja udah lemes? Kenapa sih?” Tanya Dustin kebingungan.
            “Gapapa, bosen..” Jawabku terkesan cuek. “Baru liburan bentar udah masuk lagi..” Ucapku lagi.
            “Jomblo sihh hahahaha..” Dustin mengejekku.
            “Hahaha, Devon masih belum dapet pasangan?” Tanya Elaine.
            “Masih mencari yang tepat..” Ucapku sok gaya. “Laa emang lu gak jones?” Tanyaku ke Dustin.
            “Whoops, lu pikir yang di samping gue ini buka pasangan gue?” Sahut Dustin.
            “What? Elaine….?” Tanyaku kaget. Kulihat Elaine hanya tersipu malu sambil menggandeng tangan Dustin.
            “Sial… Gue tersaingi..” Batinku kesal. “Waahh selamat yee…. Traktiran weekend ini..” Ucapku seenaknya.
            “Bisa diatur…” Sontak kami bertiga langsung tertawa. Ketika sedang menceritakan pengalaman kami, tiba tiba sang wali kelasku masuk ke kelas. Teman temanku langsung berhamburan menuju bangkuya masing masing dengan ekspresi sedikit ketakutan. Emang wali kelas kita itu Malaikat pecabut nyawa apa? Batiku kesal.

            “Students, kita kedatangan murid baru semester ini..” Ucap wali kelasku. Kelasku langsung ribut ketika mendengar hal itu.
            “Yak, silahkan masuk…” Panggil guruku kepada anak baru yang telah menunggu di depan kelas. Perlahan, anak baru itu melangkahkan kakinya masuk ke kelasku. Aku seketika terpana melihatnya. Kulihat seorang gadis berambut hitam ikal berdiri di depan kelas. Terlihat wajahnya sangat menawan, terlihat imut seperti seorang gadis kecil. Rambut one tail, menambah kecantikan dan keimutan dirinya. Badannya langsing, ideal dah pokoknya. Benar benar aku terpana akan gadis itu. Namun aku segera membuyarkan lamunanku, aku tidak ingin pingsan di tempat.

            “Halo semuanya… Namaku Darlene Arkwright. Salam kenal yaa.. Mohon bantuannya.” Ucap cewek itu dengan sedikit malu malu.
            “Salam kenal Darlene…” Ucap kelasku serentak.
            “Perkenalan macam apa itu?” Bisik salah satu temanku yang bernama Jhan. Dia duduk tepat di depanku, bersebelahan dengan kekasihnya, Noel.
            “Sudah diam saja..” Jawabku singkat.
            “Naah Darlene, kau duduk di sebelah Devon..” Ucap wali kelasku sembari menunjuk kearah bangku kosong di sebelahku. Cewek itu kemudian berjalan perlahan ke arah bangkuku. Jantungku semakin berdetak kencang. Keringat dingin mulai mengucur. Tak lama kemudian cewek itu sampai ke bangkuku.

            “Boleh aku duduk sini?” Tanya gadis itu.
            “E-eh? Boleh… Silahkan…” Ucapku gugup.
            “Terima kasih…” Ucapnya, kemudian duduk di sebelahku. “Aku Darlene… Salam kenal yaa..” Ucapnya sambil mengulurkan tangannya. Dia terlihat sangat manis.
            “A-aku.. Devon…” Lagi lagi aku gugup sambil membalas uluran tangannya. Aaah ada apa dengan diriku ini… Batinku.
            “Devon ya… Salam kenal…” Senyumnya.
            “I-iya, Darlene…” Jawabku terbata bata. Beberapa menit kemudian pelajaran pertama dimulai, tentang Astronomi. Aku sangat menyukai pelajaran ini, selain Bahasa Jepang. Pelajaran tentang luar angkasa lebih menarik daripada harus menghitung berapa gaya yang terjadi saat buah apel jatuh ke tanah dengan kecepatan sekian dan ketinggian sekian. Sangat tidak penting kan? Untuk apa kita menghitung gaya jatuh buah apel? Mending apelnya dimakan, itu pendapatku sebagai salah satu orang yang sangat tidak menyukai pelajaran Fisika.
Aku mencoba melirik Darlene, dia terlihat sangat antusias dalam pelajaran Astronomi ini. Aku ingin berbicara dengannya, tapi aku juga tidak ingin menganggunya. Aku kembali konsentrasi ke pelajaranku ini.


2 jam berlalu, waktunya jam istirahat. Aku mengambil dompetku dari dalam tas dan bersiap menuju kantin. Kulihat Darlene yang sedang merapikan bukunya. Timbul keinginanku untuk mengajaknya…….


TO BE CONTINUED….
Kamis, 21 Agustus 2014 0 komentar

[CERPEN] Air Mata Kesendirian

By: Joshua Davian (@Joe_Dave13)

Dengan langkah perlahan kususuri jalanan kota ini. Diiringi dengan rintikan hujan yang perlahan mulai membasahi bumi, lengkap sudah kesedihan hati ini. Pantas saja banyak orang yang berkata “Saat hatimu menangis, langit akan ikut menangis.” Ya itu benar, kan? Suasananya pas sekali dengan keadaan hatiku sekarang.
Aku sendiri tidak menyangka, kisah cinta pertamaku harus mengalami awal yang seperti ini. Awal yang sama sekali tidak kuiinginkan. Menyukai seorang gadis, yang sama sekali tidak menyukaiku, alias perasaanku tak berbalaskan. Padahal hati ini sudah jatuh cinta sekian lama.

 
;