Sabtu, 06 September 2014

[CERPEN] Unwinged Angel (Part 2)

By: Joshua Davian (@Joe_Dave13)




            “Darlene? Kamu nggak ke kantin?” Tanyaku.
            “Ehh? Pingin sih.. Tapi aku gatau jalan..” Jawab Darlene murung.
            “Yaudah.. Barengan aja yuk..” Ajakku. “Kamu mau kan?”
            “Mau kok.. Yuk..” Jawabnya sambil menampakkan senyumnya yang manis.
            “Cantiknya…” Gumamku.
            “Heeii.. Kok nglamun sih… Jadi nggak nih?” Darlene membuyarkan lamunanku.
            “Ehh.. Jadi kok.. Jadi.. Hehehe…. Yuk dah..” Ucapku. Akhirnya kami menuju ke kantin berdua. Sungguh bahagia aku bisa mendapat kesempatan berjalan berdua dengan teman baruku, Darlene. Hati ini serasa melayang ketika tanpa sadar Darlene menggandeng tanganku dengan eratnya. Ohh, ya Tuhan.. I.. don’t know about this feeling… Tanpa sadar aku dan Darlene sampai di kantin.

            “Mau pesan apa nih?” Tanyaku pada Darlene.
            “Tenderloin steaknya 1 sama lemon teanya 1..” Jawab Darlene.
            “Eeeh gila.. Mana ada Tenderloin steak disini?”
            “Hahaha… canda canda… Aku bakso sama es teh aja deh..”
            “Oohh yaudah, biar aku pesenin yaa..”
Sambil menunggu pesanan datang, aku mulai berbincang bincang dengan Darlene. Membahas semua hal yang enak untuk dibahas, dari yang penting banget sampai yang gak penting sama sekali. Ternyata Darlene orangnya asik banget, dia nyambung kalau aku ajak bicara. Dan tentu saja… Dia selalu tertawa ketika mendengarku membuat lelucon. Hahaha.. Kami terlihat akrab sekali, meskipun kami baru berkenalan satu dengan yang lain.
Tak berapa lama kemudian, pesanan kami berdua datang. 2 porsi bakso dan 2 gelas es teh untuk kami santap.
            “Selamat makan Devon…” Ucapnya dengan suaranya yg sedikit manja.
            “Hehehe, selamat makan juga Darlene..” Ucapku terpana. Kami langsung makan dengan lahap, meskipun hanya bakso dan es teh, bagi kami sudah seperti makan di restoran.
            “Enak banget yaa… Hehehehe…” Ucapku sambil melahap bakso.
            “Hihihi enak sih enak… Tapi ga pakai belepotan juga kalii…” Jawab Darlene sambil mengambil tisu, kemudian mengusap mulutku. Deg! Jantungku berdebar dengan kencang. Mulutku diusap usap oleh bidadari. Aku sempat terpana olehnya selama beberapa saat.
           
            “Eehh ni anak malah nglamun!” Ucap Darlene mengagetkanku.
            “Eh! Habisnya…. Kamu cantik sih…” Jawabku ngasal.
            “Gombal ihh…” Ucap Darlene sambil mencubit lenganku.
            “Ooii sakit nihh -___-“ Mendadak kami langsung tertawa terbahak bahak. Sungguh momen yang sangat indah buatku (pribadi). Baru berkenalan dengan seorang malaikat, tak butuh waktu lama langsung akrab dengan sendirinya. Sepanjang di kantin sekolah kami bercanda bersama, tertawa bersama. Dalam hati, andai ku bisa memilikinya sekarang….
Tak terasa sudah 30 menit kami bersama di kantin…

            “KRINGGG!!!” Bel tanda masuk berbunyi.
            “Laah.. Udah bel ternyata… Masuk yuk…” Ajak Darlene.
            “Yaah kok udah masuk sih…” Gerutuku. Sebenarnya aku tidak mau waktu waktu ini berakhir. Aku masih ingin menikmati waktu waktu ini bersamanya. Tanpa disangka, Darlene menarik tanganku ke kelas.
            “Cepetan sih cepetan… Tapi ya gausah tarik tarik juga kali…” Ucapku. Dalam hati aku merasa gugup atas perlakuan yang tiba tiba itu. Darlene hanya membalas dengan senyuman manisnya, yang sukses membuatku (hampir) pingsan. Oke ini lebay.

*****
            Akhirnya hari yang melelahkan pun berakhir. Aku segera keluar dari sekolah “melelahkan” ini dan menuju ke parkiran motor untuk mengambil motor maticku. Begitu keluar gerbang, mataku tertuju pada seseorang yang sedang menunggu di halte depan sekolah.

            “Looh… Itu kan Darlene…” Batinku. Terbesit dalam benakku untuk menghampirinya, siapa tahu dia ingin pulang bersamaku. Okay, ini modus kan?
            “Hai Darlene, lagi nunggu siapa?” Tanyaku.
            “Loo Devon? Mm… Aku bingung nih pulangnya gimana…” Jawabnya sedih.
            “Oalah… Pulang bareng aja yuk? Alamatmu dimana?” Tanyaku.
            “Disini Dev…. ***********” Jawab Darlene sambil menunjukkan alamat rumahnya.
            “Loh? Ini dekat dengan rumahku kok.. Hanya beda beberapa ratus meter saja kok.. Bareng yuk??” Tawarku.
            ‘Beneran nih gapapa?” Ucap Darlene ragu ragu.
            “Udah ayooo…” Segera Darlene menaiki jok belakangku dan segera aku mengantarkan Darlene pulang. Dan.. Sepanjang perjalanan kami bercanda bercanda ria. Kami dibuat tertawa terus karena lelucon lelucon yang kami buat sepanjang jalan. Untungnya aku masih bisa menguasai jalannya pertandingan, eh salah.. Maksudnya laju motorku. Ga lucu kan kecelakaan hanya karena kami tertawa tertawa sepanjang jalan?

Akhirnya setengah jam kemudian, kami sampai di rumah Darlene. Rumah yang besar dan mewah, jauh melebihi rumahku.
            “Naaah udah nyampai nih…” Ucapku pada Darlene. Tak ada jawaban.
            “Darlene???” Panggilku sambil menoleh ke belakang.
            “Yaelah ternyata tidur…” Batinku. “Hooi udah nyampai nihh..” Ucapku sambil mencubit hidungnya.
            ‘Iihh.. Devon ganggu deh…” Ucap Darlene sambil turun dari motorku.
            “Habisnya kamu ngebo aja -__-“ Aku mencoba mengelak.
            “Makasih ya Devon…” Ucapnya malu malu.
            “Eh? Iya sama sama Darlene.” Tiba tiba… *CUPPP!”


TO BE CONTINUED

0 komentar:

Posting Komentar

 
;