“Darlene? Kamu nggak ke kantin?”
Tanyaku.
“Ehh? Pingin sih.. Tapi aku gatau
jalan..” Jawab Darlene murung.
“Yaudah.. Barengan aja yuk..”
Ajakku. “Kamu mau kan?”
“Mau kok.. Yuk..” Jawabnya sambil
menampakkan senyumnya yang manis.
“Cantiknya…” Gumamku.
“Heeii.. Kok nglamun sih… Jadi nggak
nih?” Darlene membuyarkan lamunanku.
“Ehh.. Jadi kok.. Jadi.. Hehehe….
Yuk dah..” Ucapku. Akhirnya kami menuju ke kantin berdua. Sungguh bahagia aku
bisa mendapat kesempatan berjalan berdua dengan teman baruku, Darlene. Hati ini
serasa melayang ketika tanpa sadar Darlene menggandeng tanganku dengan eratnya.
Ohh, ya Tuhan.. I.. don’t know about this feeling… Tanpa sadar aku dan Darlene
sampai di kantin.
“Mau pesan apa nih?” Tanyaku pada
Darlene.
“Tenderloin steaknya 1 sama lemon
teanya 1..” Jawab Darlene.
“Eeeh gila.. Mana ada Tenderloin
steak disini?”
“Hahaha… canda canda… Aku bakso sama
es teh aja deh..”
“Oohh yaudah, biar aku pesenin yaa..”
Sambil
menunggu pesanan datang, aku mulai berbincang bincang dengan Darlene. Membahas
semua hal yang enak untuk dibahas, dari yang penting banget sampai yang gak
penting sama sekali. Ternyata Darlene orangnya asik banget, dia nyambung kalau
aku ajak bicara. Dan tentu saja… Dia selalu tertawa ketika mendengarku membuat
lelucon. Hahaha.. Kami terlihat akrab sekali, meskipun kami baru berkenalan
satu dengan yang lain.
Tak
berapa lama kemudian, pesanan kami berdua datang. 2 porsi bakso dan 2 gelas es teh
untuk kami santap.
“Selamat makan Devon…” Ucapnya
dengan suaranya yg sedikit manja.
“Hehehe, selamat makan juga
Darlene..” Ucapku terpana. Kami langsung makan dengan lahap, meskipun hanya
bakso dan es teh, bagi kami sudah seperti makan di restoran.
“Enak banget yaa… Hehehehe…” Ucapku
sambil melahap bakso.
“Hihihi enak sih enak… Tapi ga pakai
belepotan juga kalii…” Jawab Darlene sambil mengambil tisu, kemudian mengusap
mulutku. Deg! Jantungku berdebar dengan kencang. Mulutku diusap usap oleh
bidadari. Aku sempat terpana olehnya selama beberapa saat.
“Eehh ni anak malah nglamun!” Ucap
Darlene mengagetkanku.
“Eh! Habisnya…. Kamu cantik sih…”
Jawabku ngasal.
“Gombal ihh…” Ucap Darlene sambil
mencubit lenganku.
“Ooii sakit nihh -___-“ Mendadak
kami langsung tertawa terbahak bahak. Sungguh momen yang sangat indah buatku
(pribadi). Baru berkenalan dengan seorang malaikat, tak butuh waktu lama
langsung akrab dengan sendirinya. Sepanjang di kantin sekolah kami bercanda
bersama, tertawa bersama. Dalam hati, andai ku bisa memilikinya sekarang….
Tak
terasa sudah 30 menit kami bersama di kantin…
“KRINGGG!!!” Bel tanda masuk
berbunyi.
“Laah.. Udah bel ternyata… Masuk yuk…”
Ajak Darlene.
“Yaah kok udah masuk sih…” Gerutuku.
Sebenarnya aku tidak mau waktu waktu ini berakhir. Aku masih ingin menikmati
waktu waktu ini bersamanya. Tanpa disangka, Darlene menarik tanganku ke kelas.
“Cepetan sih cepetan… Tapi ya gausah
tarik tarik juga kali…” Ucapku. Dalam hati aku merasa gugup atas perlakuan yang
tiba tiba itu. Darlene hanya membalas dengan senyuman manisnya, yang sukses
membuatku (hampir) pingsan. Oke ini lebay.
*****
Akhirnya hari yang melelahkan pun
berakhir. Aku segera keluar dari sekolah “melelahkan” ini dan menuju ke
parkiran motor untuk mengambil motor maticku. Begitu keluar gerbang, mataku
tertuju pada seseorang yang sedang menunggu di halte depan sekolah.
“Looh… Itu kan Darlene…” Batinku.
Terbesit dalam benakku untuk menghampirinya, siapa tahu dia ingin pulang
bersamaku. Okay, ini modus kan?
“Hai Darlene, lagi nunggu siapa?”
Tanyaku.
“Loo Devon? Mm… Aku bingung nih
pulangnya gimana…” Jawabnya sedih.
“Oalah… Pulang bareng aja yuk?
Alamatmu dimana?” Tanyaku.
“Disini Dev…. ***********” Jawab
Darlene sambil menunjukkan alamat rumahnya.
“Loh? Ini dekat dengan rumahku kok..
Hanya beda beberapa ratus meter saja kok.. Bareng yuk??” Tawarku.
‘Beneran nih gapapa?” Ucap Darlene
ragu ragu.
“Udah ayooo…” Segera Darlene menaiki
jok belakangku dan segera aku mengantarkan Darlene pulang. Dan.. Sepanjang
perjalanan kami bercanda bercanda ria. Kami dibuat tertawa terus karena lelucon
lelucon yang kami buat sepanjang jalan. Untungnya aku masih bisa menguasai jalannya
pertandingan, eh salah.. Maksudnya laju motorku. Ga lucu kan kecelakaan hanya
karena kami tertawa tertawa sepanjang jalan?
Akhirnya
setengah jam kemudian, kami sampai di rumah Darlene. Rumah yang besar dan
mewah, jauh melebihi rumahku.
“Naaah udah nyampai nih…” Ucapku
pada Darlene. Tak ada jawaban.
“Darlene???” Panggilku sambil
menoleh ke belakang.
“Yaelah ternyata tidur…” Batinku. “Hooi
udah nyampai nihh..” Ucapku sambil mencubit hidungnya.
‘Iihh.. Devon ganggu deh…” Ucap
Darlene sambil turun dari motorku.
“Habisnya kamu ngebo aja -__-“ Aku
mencoba mengelak.
“Makasih ya Devon…” Ucapnya malu
malu.
“Eh? Iya sama sama Darlene.” Tiba
tiba… *CUPPP!”
TO
BE CONTINUED
0 komentar:
Posting Komentar