"Dave
jahat! Dave jahat!! Aku ga percaya lagi sama Dave!!"
"Serafina.. Kumohon.. Maafkan aku
sayang... Maaf..." Aku memohon.
"Sudah berapa kali kamu bilang kayak
gitu? Aku udah capek Dave!" Bentak Serafina sembari meninggalkanku di
kelas.
"Serafina! Tunggu...
Please....."
Masih teringat kejadian sehari yang lalu.
Ya, aku sekali lagi membuat kecewa hati Serafina.. Tapi, kali ini lebih parah..
Bahkan seharian kemarin aku tidak diperdulikan olehnya.
Pagi
pagi sekali, aku sudah berangkat ke sekolah. Semalaman aku tidak bisa tidur
karena memikirkan masalah hari itu. Oh Tuhan, akankah masalah ini bisa berakhir
dengan baik....
Sesampainya di sekolah, setelah aku
berjalan beberapa langkah memasukki gerbang sekolah, aku melihat Sarafin ada di
belakangku. Timbul rasa untuk menyapanya tapi apa daya diriku ini tidak berani
untuk melakukannya. Akhirnya dengan langkah lemas aku berjalan menuju ke kelas.
Sesampainya di kelas, aku meletakkan tasku di bangku kemudian duduk disana.
Kebetulan bangkuku ada di belakang bangku Serafina dan Aomi. Tak berapa lama
Serafina akhirnya muncul dan berjalan ke bangkunya. Aku mencoba menyapanya..
"Pagi, Serafina..." Ucapku. Tak
ada jawaban darinya. Kupikir dia masih marah...
"Kamu masih marah?" Tanyaku.
"Masih." Jawabnya singkat
seolah tak peduli. Sudah kuduga....
"Serafina, kumohon jangan marah
lagi..." Ucapku memohon.
"La kamu salah kok." Jawabnya.
"Maafkan aku...."