Aku
sempat berpikir kalau aku tidak akan mempunyai teman...
Jangankan
untuk bergaul, memulai pembicaraan saja kadang aku tidak berani...
Lihat,
mereka semua menjauhiku..
Tatapan
mereka yang dingin seakan menusukku tanpa belas kasihan...
Mereka
memandangku dengan perasaan jijik, karena kondisiku yang seperti ini...
Diam
di pojok ruangan, menjauh dari keramaian, hanya itu yang bisa diriku lakukan...
Menikmati
kesepian yang setia menemaniku, sekaligus “membunuhku” perlahan...
Aku
sudah putus asa, pasrah, takkan ada yang peduli dengan diriku...
Saat
itulah kau datang ke dalam hidupku...
Uluran
tanganmu, tulusnya senyummu, itu semua yang menyambutku...
Kau
terus bersamaku, tak peduli seburuk apapun kondisiku, kau ada di sampingku...
Harapan
hidupku yang mulai pudar, perlahan mulai bersinar kembali...
Semangat
hidupku yang kau coba bangkitkan kembali...
Aku
sungguh bersyukur, aku bisa bertemu denganmu...
Saat
itulah, aku mulai memanggilmu “sahabat”
Sahabat
yang selalu ada bersamaku...
Sahabat
yang selalu mengerti akan diriku...
Sahabat
yang tak pernah bosan menyemangatiku...
Ingin
aku rasanya terus bersamamu, menghadapi dunia yang kejam ini dengan menggandeng
erat tanganmu...
Namun,
apa daya Tuhan berkata lain...
Kondisiku
yang semakin tak berdaya, yang tak kunjung dipulihkan...
Akhirnya,
terpaksa ku meninggalkanmu, sahabat...
Kulihat
kau begitu menangisi tubuhku yang terbujur kaku...
Kau
coba membangunkanku, terus, dan terus mencoba...
Hatiku
hancur melihatnya, ingin rasanya kugenggam tanganmu, memelukmu...
Apa
daya alam kita telah berbeda, kita tak dapat membantah keputusan Yang Maha
Kuasa...
Satu
pesanku untukmu, sahabat...
Teruslah
jalani hidupmu, jangan tenggelam terus dalam kesedihanmu..
Terima
kasih, kau sudah setia menemani di sepanjang sisa hidupku...
Ingatlah,
aku akan selalu menjagamu, aku selalu ada di hatimu...
AKU
MENYAYANGIMU, SAHABATKU...
0 komentar:
Posting Komentar